Rabu, 29 Oktober 2014

Telat lagi...



Setiap sekolah memiliki peraturan “tidak boleh telat” tapi hal ini yang paling tidak bisa dihindari oleh siswa. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor tetapi guru biasanya tidak menerima alasan apapun. Telat itu hukumannya tidak terlalu berat namun sangat menyakitkan misal kalau sudah telat masuk sekolah, tidak bakalan diizinkan masuk untuk mengikuti pelajaran di kelas. Hal ini sering aku alami selama duduk di bangku sekolah.
Tahun ini aku sudah duduk di SMA, situasinya akan berbeda di SD dan SMP. Kalau SD dan SMP lokasinya sangat dekat dengan rumah sehingga tidak pernah telat ke sekolah. Tapi di SMA, lumayan jauh dan paling parah lagi harus 2 kali naik angkot.  Jadi setiap hari aku harus berangkat sebelum pukul 06.00.  Berhubung karena rumah masuk lorong sehingga masih kurang angkot,  yang banyak itu ojek. Walaupun ada ojek tapi aku dan teman-teman tetap bertekad jalan kaki ke jalan poros yang jaraknya sekitar 2 km untuk menghemat biaya, kasian keluarga yang bersusah mencari nafkah. Perjalanan sampai jalan poros makan waktu sekitar 30 menit. Baru  beberapa pekan sekolah, sudah beberapa hari juga telat.
Hari ini hari rabu, seperti biasannya sebelum pukul 06.00 sudah berangkat ke sekolah. Dalam perjalanan kami asyik bercerita sehingga jalannya santai saja. Setelah sampai di jalan poros baru teringat bahwa hari ini pasar Bikeru, biasanya semua mobil mengarah ke pasar itu dan jarang mobil yang mengarah ke sekolah kami. “Aduh,,,telat lagi nih” kataku kepada teman.
Beberapa menit ada angkot yang melintas, tetapi pull penumpang.
“Pasti telat lagi nih” kataku lagi kepada teman-teman yang senasib.
“Iya kayaknya deh, dapat tanda tangan lagi di buku merah” kata salah satu teman.
Sekitar pukul 07.00 ada lagi angkot, saya liat dari jauh,,,masih kurang penumpangnya, tapi pak sopir berhenti di depan seorang guru yang kebetulan juga menunggu angkot tidak jauh dari tempat kami berdiri.  Aku berlari menuju angkot tersebut tapi sayang sekali baru mau naik, angkotnya langsung melaju. Aku juga sadar bahwa sopir tidak mau mengangkut siswa karena hanya bayar seribu. Tapi di sisi lain sangat sakit, sakin sakitnya tak terasa air mata menetes membasahi pipiku.
Beberapa menit kemudian sudah ada angkot. Alhamdulillah sopirnya baik, kami segera naik kemudian angkot tersebut melaju menuju sekolah. Sekitar 30 menit sudah sampai di pertigaan. Setelah bayar angkot segera lari menuju sekolah. Dari jauh, terlihat pagar sudah tertutup dan ada guru di Gerbang sekolah,,,wah harus gimana ini, pasti itu guru tidak mau terima alasanku, ini sudah terlambat 30 menit” kataku dalam hati. Mau tidak mau harus melapor, tidak mungkin pulang karena pasti dimarahi juga oleh orang tua. Kuberanikan diri untuk masuk. Belum sampai di gerbang sudah ditegur oleh guru.
Cepat lari, sudah telat 30 menit jalan santai lagi.” kata guruku.
Segera kupercepat langkahku.
“Kenapa terlambat?” tanya guru
“tidak ada angkot karena pasar Bikeru Pak” kataku
“Alasan, kenapa tidak cepat bangun” tanya pak guru.
“Mana buku merahmu(buku kumpulan poin pelanggaran)?’ tanya guru lagi
“waduh bertambah lagi poinku” kataku dalam hati sambil memberi buku merah ke guru.
“Cepat masuk kelasnya” kata pak guruku dengan suara membentak.
Segera berlari menuju kelas tapi  pintu kelas juga sudah tertutup dan sebelumnya memang ada kesepakatan dengan guru yang mengajar jam pertama bahwa yang terlambat tidak boleh masuk. Saat itu, kebetulan pintu terbuka sedikit sehingga teman yang duduk dekat pintu bisa terlihat, segera kuberi kode kepada teman. Kemudian teman mengisyratkan untuk masuk saja. Agar tidak ketahuan oleh pak guru aku simpan tas di luar kemudian masuk. Ternyata ideku berhasil, pak guru tidak tahu kalau aku terlambat, setelah di dalam spontan berkata” yes…yes… hampir saja ketahuan karena teman-teman tidak tahan tawanya melihat tingkahku. Wah,,gawat ada tugas dari bapak sementara buku dan pulpen ada di luar. Ah,,aku minta izin saja sama bapak keluar sebentar, ruangan kembali ribut. Pak guru mulai heran tapi tidak sampai ketahuan. Setelah ambil buku dan pulpen,  masuk lagi ke kelas sementara tas masih simpan di luar. Setelah jam ketiga, lonceng berbunyi, pak guru keluar. Menyusul juga keluar untuk mengambil tas.  Aku sangat senang karena bisa belajar walaupun telat, kan rugi kalau harus disuruh pulang. Setelah lonceng berbunyi tanda pulang maka kami bergegas pulang. Dalam perjalanan pulang aku menceritakan kepada teman kejadian tadi, mereka tertawa dan berkata” ternyata kamu nakal juga”.hahahaha.
Imma Husnul Khotimah nama pena Irmayanti, seorang anak kelahiran 10 Mei 1991, tepatnya di Sinjai. Dia anak bungsu dari 7 bersaudara.  Sekarang menempuh pendidikan di UIN Makassar Jurusan Pendidikan Matematika. Cewek ini aktif dalam Organisasi Kampus yaitu Matriks SC (2010/2011), KAMMI (2011/2012), LDF Al-Uswah (2012) dan BEM Faktar UIN Makassar (2012). When you need, can contact her in 085242955389 or Irmayanti91@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar