Minggu, 21 Desember 2014
Sekilas Foto Ibu yang Tegar
Ibu adalah wanita terhebat, selalu senyum baik dikala bahagia maupun duka. Dialah yang mengandung selama 9 bulan. Betapa susah selalu membawa anaknya kemana pun dia pergi.
Ibu yang melahirkan anak di dunia, betapa sakit yang dirasakan ketika melahirkan, berapa banyak urat-uratnya yang putus demi anaknya. Nah, bagaiman jika dia susah melahirkan sehingga harus dioperasi.
Ibu yang mengurus anak mulai dari lahir sampai dewasa. Dia menyusui, memandikan, dan lain-lain. Ibu adalah makhluk pertama kali yang dikenal oleh anaknya. Selain itu, ibulah yang membimbing dan mendidik anak sehingga kelak akan menjadi anak yang berprestasi dan berakhlak mulia.
Tidak sampai disitu, Ibu yang selalu menasihati anaknya dan bahkan dia selalu melakukan sesuatu yang membahagiakan walaupun anaknya sudah berkeluarga.
Ibu selalu ada untuk anaknya. Senyum-nya yang tulus ikhlas.
Begitulah pepatah mengatakan bahwa kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah.
IBU
Ibu, Engkau adalah pahlawanku
begitu banyak pengorbananmu untukku
Engkau menguras tenaga
demi kebahagiaanku
Ibu, engkau mengandung
engkau melahirkan
dan mendidik dari kecil sampai dewasa
Ibu, belum sempat aku membalas jasamu
tapi kau terlebih dahulu
dipanggil oleh Yang Maha Kuasa
Ibu, kini aku hanya bisa berdoa
semoga engkau diterima
di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa
Ibu, namamu akan selalu ada dalam hidupku
Seperti namamu “BUNGA” semerbak wangi
selalu memberi kebahagiaan dalam keluarga.
begitu banyak pengorbananmu untukku
Engkau menguras tenaga
demi kebahagiaanku
Ibu, engkau mengandung
engkau melahirkan
dan mendidik dari kecil sampai dewasa
Ibu, belum sempat aku membalas jasamu
tapi kau terlebih dahulu
dipanggil oleh Yang Maha Kuasa
Ibu, kini aku hanya bisa berdoa
semoga engkau diterima
di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa
Ibu, namamu akan selalu ada dalam hidupku
Seperti namamu “BUNGA” semerbak wangi
selalu memberi kebahagiaan dalam keluarga.
WANITA YANG HEBAT
Agustina
nama lengkap dari Tina. Salah satu mahasiswi PPS UNM semester I jurusan
Pendidikan Matematika. Dia adalah calon ibu yang tegar dalam menjalani hidup.
Selain dia sebagai mahasiswi, juga sebagai tenaga pengajar yang merangkap
sebagai administrasi di STIKES Majene. Walaupun sedang berbadan dua, dia tetap
menjalankan tugas-tugas yang telah diamanahkan. Dia masih kuat mengendarai motor
keliling Makassar, PP Majene-Makassar demi mengemban amanah baik tugas kuliah,
tugas kantor dan yang pastinya tugas sebagai istri. Hal yang paling menakjubkan
adalah dia mampu melalui tes CPNS 2014 dengan nilai tertinggi diantara
peserta yang mendaftar jurusan Matematika di Majene.
Satu
puisi kupersembahkan untukmu wahai Kakakku.
Kak
Tina,
Kau
adalah wanita kuat, wanita tegar, wanita cerdas
Walau
dalam keadaan berbadan dua,
Engkau tetap mampu mengemban amanah
Kak
Tina,
Senyum-mu
memberi kebahagiaan
Hatimu
yang tulus ikhlas
Kak
Tina,
Engkau
ada di kala suka
Engkau
ada di kala duka
Engkau
mengingatkan di kala lupa
Engkau
membangunkan di kala jatuh
Kak
Tina,
Doaku
menyertaimu
Semoga
persalinanmu dilancarkan
Dan
melahirkan anak yang berbakti dan diridhai Allah.
Aamiin.
Rabu, 29 Oktober 2014
Motivation
Doa
dan Sugesti Ibu
@Imma_Molleng
Manusia mana yang tidak
memiliki seorang ibu? Ibu, sesosok manusia yang selalu dirindukan, memiliki
kasih sayang yang tulus. Ibu bagaikan embun pagi yang selalu menyejukan hati. Ibu
bagaikan cahaya rembulan yang selalu menerangi hidup dan bagaikan bintang selalu berkelip menemani di malam hari. Betapa
mulianya tugas seorang ibu. Dia rela mengorbangkan segalanya baik fisik maupun
materi demi kebahagiaan anak-anaknya. Pengorbanan yang tulus ikhlas
dipersembahkan untuk anaknya, mulai dari kandungan sampai dewasa. Kasih ibu
sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah.
Alkisah sebuah keluarga
yang hidup rukun dan bahagia. Mereka adalah Aliyah dan Dimas. Aliyah bekerja
sebagai seorang dokter sedangkan Dimas melakoni aktivitasnya sebagai seorang
direktur perusahaan. Mereka suami istri yang dikaruniai tiga orang anak, dua
orang laki dan satu gadis. Anaknya ganteng dan cantik. Mereka saling menyayangi
antara satu dengan lainnya.
Beberapa bulan
terakhir, mereka sibuk dengan aktivitasnya. Aliyah sibuk dengan pasien di Rumah
sakit ditambah praktek di klinik, sedangkan Dimas sibuk dengan pekerjaannya
yang menumpuk di kantor. Mereka sering menghiraukan anak-anaknya.
Suatu hari anak gadisnya, Mila yang berumur 5
tahun demam, awalnya Aliyah dan Dimas menghiraukannya. Dia mengira itu hanya
demam biasa. Sehingga mereka hanya memberi obat penurun demam tanpa membawa ke
Rumah Sakit.
Hari berganti minggu,
demam Mila tidak turun juga padahal biasanya maksimal tiga hari, demamnya sudah
turun. Aliyah dan Dimas mulai panik terhadap kondisi anaknya. Aliyah yang berprofesi
sebagai seorang dokter, tidak mengetahui penyakit yang diderita oleh buah
hatinya. Beberapa bulan kemudian kaki tangan Mila mulai mengecil dan tidak
dapat digerakkan. Mila hanya terbaring terlentang dengan mata yang melotot. Suaranya
pun tidak terdengar jelas lagi. Tubuh Mila terbujur kaku laksana mayat
di atas tempat tidur. Sungguh menakutkan. Aliyah dan Dimas
segera membawa Mila ke Dokter spesialis anak setelah melihat kondisi Mila yang
semakin parah. Dokter mendiagnosa bahwa Mila akan tumbuh menjadi anak yang
bermuka seribu. Kemungkinan kecil untuk kembali normal.
Aliyah tidak putus asa
membawa Mila dari dokter yang satu ke dokter yang lain akan tetapi tidak menunjukkan
perubahan sedikit pun. Akhirnya Aliyah memutuskan berhenti dari pekerjaannya
sebagai seorang dokter. Urusan klinik pun diserahkan kepada asistennya. Dia
ingin merawat anak gadisnya agar kembali sempurna. Aliyah termasuk seorang
dokter yang rajin dan disiplin sehingga Direktur membujuk agar tidak keluar
dari Rumah sakit, akan tetapi Aliyah tetap pada pendirian. Dia ingin melihat
Mila tumbuh menjadi gadis normal yang cantik dan pintar.
Setiap hari Aliyah
merawat anak-anaknya dengan penuh kasih sayang terutama Mila. Sedangkan Dimas
tetap bekerja untuk menafkahi keluarga. Aliyah selalu memberi sugesti yang
positif kepada Mila. Selain itu, Aliyah pun membiasakan kepadanya
berbagai jenis terapi dan pelatihan.
Hari berganti minggu,
minggu berganti bulan, bulan berganti tahun, kondisi Mila hanya terbaring kaku tetapi Aliyah
tidak pernah merasa lelah dalam merawat
anaknya. Setiap hari Aliyah harus menyuap sang anak sambil memberi sugesti “Mila
adalah anak yang cantik dan pintar, jika besar nanti akan menjadi orang yang terkenal”
Begitulah aktivitas
Aliyah tiap hari. Dia menerapi dan mengajak komunikasi seperti layaknya anak
normal. Selain itu, Aliyah selalu mendirikan salat tahajud, sujud kepada Allah meminta agar
Mila sembuh dan dapat tumbuh normal.
Setiap pekan Aliyah dan
Dimas mengajak anak-anaknya tanpa terkecuali Mila yang sedang sakit untuk
refreshing di Mall, kebun binatang, pantai dan tempat-tempat lain. Aliyah
selalu mengenalkan dunia luar kepada Mila dan memberi sugesti bahwa Mila akan
tumbuh seperti anak-anak yang ada di sekelilingnya.
Suatu malam Mila
terbangun dari tidurnya sambil meraung-ranung, Aliyah pun terbangun dan sangat
panik. Malam itu, suaminya lagi keluar kota karena ada urusan yang sangat
penting. Aliyah tidak tahu harus berbuat apa. Dia sudah membujuk tetapi Mila
tetap meraung. Aliyah mencoba membacakan surah Al-Fatihah berulang kali
akhirnya Mila mulai tenang. Setelah Mila kembali tidur, Aliyah mengambil air
wudhu lalu salat tahajjud dengan khusyuk. Dalam keheningan malam, sambil
berlinangan air mata, Aliyah merintih meminta agar anaknya disembuhkan oleh
Allah.
“Ya Allah ampunilah
segala dosa dan dosa keluargaku. Ya
Allah, tidak ada Tuhan melainkan Engkau saja.
Tunjukkanlah kuasaMu ya Allah. Engkaulah yang Maha menyembuhkan segala
penyakit, hamba mohon sembuhkanlah anakku dari sakitnya. Tidak ada kesembuhan yang sejati kecuali kesembuhan yang
datang dari-Mu ya Allah. Yaitu kesembuhan yang tidak meninggalkan komplikasi
rasa sakit dan penyakit lain. Aku
sangat sayang kepadanya. Aku sangat rindu kepadanya. Aku
tak tega melihat anakku hidup seperti itu. Ya Allah Engkaulah yang Maha segala hal, berkat kebesaran-Mu
ya Allah, kabulkanlah doaku ini .... aamiin ya Rabbal Aalamiin".”
Setelah berdoa, Aliyah
kembali tidur dan terbangun saat adzan berkumandang. Dia tiba-tiba kaget
melihat tangan Mila memeluknya padahal sebelumnya tidak bisa digerakkan. Aliyah
membuka mata lebar-lebar dan menepuk pahanya dikira hanya mimpi. Ternyata itu
kenyataan, salah satu tangan Mila bisa digerakkan.
Aliyah semakin yakin bahwa anaknya pasti akan kembali normal. Dia semakin semangat
memberi sugesti dan terapi yang rutin kepada Mila. Beberapa bulan kaki
tangannya sudah bisa digerakkan tetapi masih kaku, suaranya pun belum jelas.
Aliyah tidak pernah putus asa merawat dan memanjatkan doa di setiap sujud untuk
kesembuhan anaknya.
Beberapa bulan kemudian
Mila kembali normal. Sekarang dia tumbuh menjadi anak yang cantik dan cerdas. Dia melihat
dan berbicara seakan-akan ia tidak pernah tertimpa sesuatu sebelumnya. Semua
orang yang mengenalnya heran melihat keadaan Mila yang normal. Mengingat
usianya sudah menginjak 7 tahun maka Mila mulai masuk SD. Aliyah kembali
menekuni aktivitasnya di klinik. Walaupun dia kembali bekerja di klinik tetapi
tak pernah lupa dengan tanggungjawab terhadap suami dan anak-anaknya. Dia
selalu memperhatikan dan merawat anak-anaknya dengan penuh kasih sayang.
***
Imma
Husnul Khotimah nama pena dari Irmayanti, seorang anak kelahiran 10 Mei 1991, tepatnya di
Sinjai. Dia anak bungsu dari 7 bersaudara.
Alumni
pendidikan Matematika
UIN Alauddin
Makassar.
When you need, can contact her on
Irmayanti91@gmail.com
or @Imma_Molleng.
Alamat:
Jalan Biring Romang dlm X, No.101, Perumnas Antang. RT 004, RW 001, Kelurahan
Manggala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, provinsi Sulawesi Selatan.
Telat lagi...
Setiap sekolah memiliki peraturan “tidak boleh telat” tapi hal ini yang
paling tidak bisa dihindari oleh siswa.
Hal
itu disebabkan oleh beberapa faktor tetapi guru biasanya tidak menerima alasan
apapun. Telat itu hukumannya tidak
terlalu berat namun sangat menyakitkan misal kalau sudah telat masuk sekolah, tidak bakalan diizinkan masuk untuk mengikuti pelajaran di kelas. Hal ini sering
aku alami selama duduk di bangku sekolah.
Tahun ini aku sudah duduk di SMA, situasinya akan
berbeda di SD dan SMP. Kalau SD dan SMP lokasinya sangat dekat dengan rumah
sehingga tidak pernah telat ke sekolah. Tapi di SMA, lumayan jauh dan paling
parah lagi harus 2 kali naik angkot. Jadi
setiap hari aku harus berangkat sebelum pukul 06.00. Berhubung karena rumah masuk lorong sehingga
masih kurang angkot, yang banyak itu ojek.
Walaupun ada ojek tapi aku dan teman-teman tetap bertekad jalan kaki ke jalan
poros yang jaraknya sekitar 2 km untuk menghemat biaya, kasian keluarga yang
bersusah mencari nafkah. Perjalanan sampai jalan poros makan waktu sekitar 30
menit. Baru beberapa pekan sekolah, sudah
beberapa hari juga telat.
Hari ini hari rabu, seperti biasannya sebelum pukul
06.00 sudah berangkat ke sekolah. Dalam perjalanan kami asyik bercerita
sehingga jalannya santai saja. Setelah sampai di jalan poros baru teringat
bahwa hari ini pasar Bikeru, biasanya semua mobil mengarah ke pasar itu dan
jarang mobil yang mengarah ke sekolah kami. “Aduh,,,telat lagi nih” kataku
kepada teman.
Beberapa menit ada angkot yang melintas, tetapi pull penumpang.
“Pasti telat lagi nih” kataku lagi kepada teman-teman
yang senasib.
“Iya kayaknya deh, dapat tanda tangan lagi di buku
merah” kata salah satu teman.
Sekitar pukul 07.00 ada lagi angkot, saya liat dari
jauh,,,masih kurang penumpangnya, tapi pak sopir berhenti di depan seorang guru
yang kebetulan juga menunggu angkot tidak jauh dari tempat kami berdiri. Aku berlari menuju angkot tersebut tapi sayang
sekali baru mau naik, angkotnya langsung melaju. Aku juga sadar bahwa sopir
tidak mau mengangkut siswa karena hanya bayar seribu. Tapi di sisi lain sangat
sakit, sakin sakitnya tak terasa air mata menetes membasahi pipiku.
Beberapa menit kemudian sudah ada angkot. Alhamdulillah
sopirnya baik, kami segera naik kemudian angkot tersebut melaju menuju sekolah.
Sekitar 30 menit sudah sampai di pertigaan. Setelah bayar angkot segera lari
menuju sekolah. Dari jauh, terlihat pagar sudah tertutup dan ada guru di
Gerbang sekolah,,,wah harus gimana ini, pasti itu guru tidak mau terima
alasanku, ini sudah terlambat 30 menit” kataku dalam hati. Mau tidak mau harus
melapor, tidak mungkin pulang karena pasti dimarahi juga oleh orang tua.
Kuberanikan diri untuk masuk. Belum sampai di gerbang sudah ditegur oleh guru.
Cepat lari, sudah telat 30 menit jalan santai lagi.” kata
guruku.
Segera kupercepat langkahku.
“Kenapa terlambat?” tanya guru
“tidak ada angkot karena pasar Bikeru Pak” kataku
“Alasan, kenapa tidak cepat bangun” tanya pak guru.
“Mana buku merahmu(buku
kumpulan poin pelanggaran)?’ tanya guru lagi
“waduh bertambah lagi poinku” kataku dalam hati sambil
memberi buku merah ke guru.
“Cepat masuk kelasnya” kata pak guruku dengan suara
membentak.
Segera berlari menuju kelas tapi pintu kelas juga sudah tertutup dan sebelumnya
memang ada kesepakatan dengan guru yang mengajar jam pertama bahwa yang
terlambat tidak boleh masuk. Saat itu, kebetulan pintu terbuka sedikit sehingga
teman yang duduk dekat pintu bisa terlihat, segera kuberi kode kepada teman.
Kemudian teman mengisyratkan untuk masuk saja. Agar tidak ketahuan oleh pak
guru aku simpan tas di luar kemudian masuk. Ternyata ideku berhasil, pak guru
tidak tahu kalau aku terlambat, setelah di dalam spontan berkata” yes…yes…
hampir saja ketahuan karena teman-teman tidak tahan tawanya melihat tingkahku.
Wah,,gawat ada tugas dari bapak sementara buku dan pulpen ada di luar. Ah,,aku
minta izin saja sama bapak keluar sebentar, ruangan kembali ribut. Pak guru
mulai heran tapi tidak sampai ketahuan. Setelah ambil buku dan pulpen, masuk lagi ke kelas sementara tas masih simpan
di luar. Setelah jam ketiga, lonceng berbunyi, pak guru keluar. Menyusul juga
keluar untuk mengambil tas. Aku sangat
senang karena bisa belajar walaupun telat, kan rugi kalau harus disuruh pulang.
Setelah lonceng berbunyi tanda pulang maka kami bergegas pulang. Dalam
perjalanan pulang aku menceritakan kepada teman kejadian tadi, mereka tertawa
dan berkata” ternyata kamu nakal juga”.hahahaha.
Imma Husnul Khotimah nama
pena Irmayanti, seorang anak kelahiran 10 Mei 1991, tepatnya di Sinjai. Dia
anak bungsu dari 7 bersaudara. Sekarang
menempuh pendidikan di UIN Makassar Jurusan Pendidikan Matematika. Cewek ini aktif
dalam Organisasi Kampus yaitu Matriks SC (2010/2011), KAMMI (2011/2012), LDF Al-Uswah (2012) dan BEM Faktar UIN Makassar (2012). When you need, can contact her in 085242955389 or Irmayanti91@gmail.com
My Family in Makassar
Keluargaku
di Perumnas Antang
Tak
terasa 4 tahun kulalui hari-hariku di kota Daeng bersama keluarga baru yang tak
lain adalah sepupu dari orang tuaku. Awal aku menginjakkan kaki di makassar,
aku tinggal di rumah tante tepatnya di perumnas antang blok 1 no. 101. Sejak
tahun 1990-an sampai sekarang rumah ini merupakan rumah keluarga besarku dari
Sinjai. Setiap keluarga yang datang dari Sinjai biasanya menginap di rumah ini.
Aku tak bisa membayangkan berapa
banyak pahala yang mereka dapatkan. Mereka tidak mempunyai anak. Mereka
menganggap kami sebagai anaknya. Mereka memperhatikan mulai dari bangun, makan,
urusan kampus, sampai tidur kembali.
Tahun
pertama di Makassar masih terasa sepi di rumah ini karena hanya aku dan ka’Nis.
Itu pun k’Nis kerja dari pagi sampai malam. Dia yang pertama mengenalkan kehidupan
Makassar. Terus terang akulah orang yang tidak pernah menginjakkan kaki di
Makassar sebelumnya.
Tahun
kedua, personil antank sudah bertambah 3 orang, semua cowok. Itu berarti
bertambah lagi orang yang harus mereka perhatikan. Walaupun demikian mereka
tetap ikhlas menerima kami di rumahnya.
Tahun
kedua bertambah lagi 1 orang lagi dan tahun sekarang bertambah 3 semua cewek.
Jadi sekarang personilnya Antank Perumnas sudah 8 orang. Aku sangat salut
dengan mereka yang selalu memperhatikan kami tanpa harus membeda-bedakan.
Walaupun personil bertambah tapi perhatiannya tidak berkurang.
Hanya
ada sedikit permasalahan yang mengganjal pada personilnya yaitu tidak boleh
keluar rumah apabila bukan urusan kuliah. Sementara kita butuh pengalaman luar
dan perlu refreshing. Saya yakin bahwa alasannya, mereka khawatir terjadi
sesuatu dengan kami.
Om
itu orangnya tegas tidak ada yang berani melawan. Beraninya Cuma kalo Beliau
tidak ada. Paling parah lagi dia diberi gelar Bos Kumis karena panjang
Kumisnya. Awasss,,saya lapor ma Bos Kumis.
Personil
Antank Perumnas
Mualawarman
(Emmank) : mahasiswa
keperawatan UIN Makassar’10. Orangnya gimana yah??
Irfan
Asmadi (Ifan) :
mahasiswa kehutanan UNHAS’10. Orangnya baik,...
Amaluddin
(Ama) :
mahasiswa peternakan UIN Makassar ’10. Orangnya pendiam
Verawati
Parmah (vera) :
mahasiswi Akbid Minasaupa’11. Orangnya agak gemuk, bos kentut,sering menasehati
tapi kadang juga labil
Mutmainnah
(Ina) :
mahasiswa Keprawatan Akper Anging Mammiri’13. Orangnya kurus tinggi, paling narsis
sedunia, suka kerjain Indri, pokoknya paling kocak di antara personil antank
Khaerida
Annisa (Icha) :
mahasiswa Keprawatan Poltekes Makassar’13. Penghubungnya personil antak dengan
bos(pelapor klo ada yg telat pulang)
Indri
Hendrayani (Indri) :
mahasiswa Akbid Minasaupa’13. Orangnya kurus pendek, cepat emosi,hampir tiap
hari galau, anaknya masih sangat labil.
Irmayanti
(Imma) :
Alumni P. Matematika UIN Makassar’09. Orangnya gimana yah??agak pendiam tapi
anaknya rajin ko’. Dan paling suka jokka.
Langganan:
Postingan (Atom)